Dalam melaksanakan Aktivity kegiatan olahraga
terkadang orang melupakan peralatan pendukung yang dibutuhkan dalam
kegiatan olahraga mereka. Padahal peralatan pendukung sangat membantu
mereka dalam berolahraga dan juga menjamin keselamatan mereka dalam
berolahraga. Salah satu peralatan pendukung yang mendukung dalam
melaksanakan olahraga adalah sepatu. Sepatu berfungsi untuk melindungi
kaki Anda ketika berolahraga. Setiap olahraga memiliki jenis sepatu masing-masing. Berikut ulasan mengenai jenis sepatu olahraga:
1. Sepatu Atletik
Sepatu atletik digunakan untuk menemani
Anda dalam kegiatan olahraga atletik Anda. Sepatu atletik memiliki
tinggi maksimal sebatas mata kaki. Sepatu atletik terbuat dari bahan
busa yang ringan dan sol yang tidak terlalu tebal.
Seperti yang telah Anda ketahui, yang
termasuk olahraga atletik adalah lari, lempar, dan lompat. Dalam
melaksanakannya Anda membutuhkan kemudahan dalam bergerak. Untuk itu
dalam menentukan kualitas sepatu atletik pilihlah sepatu yang
ringan, dan memiliki ukuran yang pas dengan kaki Anda. Selain itu
kualitas sepatu atletik juga ditentukan oleh pori-pori yang akan
menjamin sirkulasi udara berjalan dengan baik.
2. Sepatu Basket
Bola basket
adalah sebuah olahraga yang memiliki gerakan lari dan lompat yang
dominan. Oleh sebab itu sepatu basket memiliki karakteristik yang tidak
jauh dibandingkan sepatu atletik. Perbedaannya hanya pada bagian
pergelangan kaki yang lebih ketat, hal ini berguna untuk mempermudah
Anda ketika melompat.
Kualitas sepatu basket yang baik bisa
dilihat dari beratnya, sepatu basket yang baik memiliki berat yang tidak
terlalu membebani pemakainya ketika melompat. Selain itu sirkulasi
udara juga merupakan hal penting dalam menentukan kualitas sepatu
basket.
3. Sepatu Sepak Bola
Sepatu sepak bola
memiliki bentuk yang pendek dan tidak sampai mata kaki. Sepatu bola
dibuat lancip dan lebih ringan dibandingkan sepayu basket. Namun, untuk
telapaknya sepatu bola sangat berbeda jika dibandingkan sepatu basket.
Telapak sepatu bola lebih tipis dibandingkan sepatu basket dan
karakteristiknya juga lebih keras. Telapak sepatu bola tidak bergerigi
seperti sepatu basket atau atkletik, telapak sepatu ini memiliki
bulatan-bulatan setinggi lebih kurang 0,5cm. Bentuk seperti ini
dirancang agar memudahkan para pemain sepak bola ketika menapak dan
menentang di lapangan berumput.
4. Sepatu Sepak Takraw
Sepak takraw adalah salah satu olahraga
yang cukup terkenal di wilayah Indonesia dan Malaysia, memang olahraga
ini berasal dari budaya Melayu. Karena dalam olahraga ini menggunakan
bola yang terbuat dari rotan, maka membutuhkan sepatu jenis khusus untuk
melakukan olahraga ini.
Sepatu sepak takraw memiliki bentuk yang
serupa dengan sepatu bola. Namun, memiliki body yang lebih keras untuk
menjamin keselamatan pemain ketika menyepak bola rotan yang keras
tersebut. Walaupun harus memiliki body yang keras, sepatu takraw
haruslah memiliki sirkulasi udara yang baik.
Tips Dan Cara Memilih Sepatu Lari Yang Baik dan Benar
Bagi Anda yang memilih lari sebagai olahraga untuk membakar
kalori, ada satu hal yang penting dipersiapkan selain pemanasan dan
stamina, yaitu sepatu. Karena olahraga ini mengandalkan pergerakan kaki,
Anda harus memilih sepatu yang nyaman dan aman.
Sepatu lari yang baik tidak harus mahal, tapi bisa memberi kenyamanan pada kaki dan tidak menimbulkan rasa sakit saat, maupun setelah berlari. Dilansir dari Livestrong, berikut ini tips memilih sepatu lari yang baik:
Lari itu olahraga yang tertua, termurah, dan paling sederhana. Tidak seperti olahraga golf yang harus memerlukan bola dan tongkat pemukul, atau sepakbola yang harus mengumpulkan orang lebih dari sepuluh serta memerlukan bola dan gawang. Lari hanya bermodalkan sepatu, kendati ada yang cekeran saja. Tempat pun tak menjadi masalah, bisa di sela-sela rindangnya hutan sekitar taman kota atau di halaman rumah.
Akan tetapi, setiap mengayunkan kaki dan tumit menjejak tanah, beban yang harus disangga tumit berkisar 3 – 5 kali berat badan Anda. Itu kalau berat badan Anda normal, kalau overweight beban tumit tentu semakin berat. Selain berat badan, kerasnya benturan yang dialami tumit sangat dipengaruhi oleh kualitas sepatu dan jenis permukaan tanah yang diinjak. Untuk menghindari cedera akibat lari, disarankan berlari di atas rumput, bata tumbuk (gravel), atau tanah berpasir.
Dalam hal memilih sepatu, banyak pertimbangan yang harus Anda ambil. Terlebih saat ini hampir semua pabrik sepatu mengklaim produk-produknya sebagai produk high-tech. Beberapa saran berikut mungkin bisa membantu dalam memperoleh sepatu yang sesuai dengan karakter kaki.
Langkah 1: Belilah sepatu yang benar-benar bagus kualitasnya. Ini sangat penting terutama utk yg br mulai latihan lari untuk memberikan kenyamanan terhadap guncangan, pengendalian gerakan, kelenturan, dan ketahanan. Memang, Anda mungkin hanya akan berlari beberapa kilometer. Untuk itu, dalam benak Anda berpikir, mengapa tidak pakai sepatu yang sudah ada, seperti sepatu tenis atau sepatu karet lainnya?
Sikap permisif seperti itu hanya menguntungkan untuk jangka pendek. Selain itu, sikap awal dalam bertindak sangat menentukan langkah di kemudian hari. Seandainya Anda mendapat cedera dalam latihan awal tersebut, siapa yang rugi? Pada gerakan awal, kaki masih labil sehingga perlindungan yang ekstra hati-hati merupakan solusi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perlu pula diingat, sepatu lari yang bagus mutunya akan awet dipakai sampai jarak sejauh 650 – 800 km. Sebuah investasi jangka panjang yang sebanding dengan harga yang mesti dikeluarkan.
Langkah 2: Pahamilah apa itu pronasi. Lari merupakan proses biomekanik yang rumit. Secara umum, ketika berlari, bagian kaki yang pertama kali menghantam tanah adalah sisi luar tumit. Kemudian kaki bergulir ke bawah dan sedikit ke dalam ketika bertemu dengan tanah. Selanjutnya tumit meninggalkan tanah dan diikuti dengan dorongan yang diberikan tubuh pada bola-bola depan kaki untuk tinggal landas dan bergerak maju.
Yang dimaksud dengan pronasi adalah rotasi kaki ke arah dalam ketika mendarat di tanah. Proses pronasi ini alamiah dan normal pada setiap orang, dan sangat membantu kaki dalam menyerap dampak guncangan.
Tes basah.
Basahi kaki dan buatlah jejak pada permukaan kering yang datar.
• Kiri: kaki datar, Anda cenderung overpronate.
• Tengah: kaki normal, pronasi Anda normal.
• Kanan: Kaki berlengkung tinggi, Anda cenderung underpronate.
Namun, tingkat pronasi pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang melakukannya secara berlebihan (overpronate), dalam hal ini kaki pelari bergulir terlalu jauh ke dalam. Ada juga yang pronasinya kurang (underpronate); kaki hanya bergulir sedikit ke dalam setelah kontak dengan tanah. Overpronate banyak dijumpai pada beberapa pelari dan bisa menimbulkan cedera, khususnya di tungkai bawah dan lutut. Underpronate pun bisa menyebabkan cedera karena kurang baiknya dalam penyerapan guncangan.
Langkah 3: Kenalilah jenis kaki Anda. Dengan memeriksa ketinggian lengkungan (arch) kaki, bisa ditentukan dalam golongan manakah pronasi Anda. Bila kaki ceper, berkecenderungan untuk overpronate. Kaki yang berlengkung tinggi, sangat mungkin untuk melakukan pronasi yang kurang (underpronate). Bagi yang memiliki lengkung normal, pronasi yang dilakukan sudah tepat dan betul. Menurut penelitian John W. Pagliano, D.P.M., ahli kaki di Long Beach, Kalifornia, 50% pelari mempunyai lengkung kaki normal, 25% berlengkung tinggi, dan sisanya berlengkung rendah.
Untuk mengetahui ketinggian lengkung kaki, lakukan “tes basah” (wet test). Basahi telapak kaki dan buatlah jejak pada permukaan yang rata dan kering.
Langkah 4: Belilah sepatu yang sesuai. Jenis kaki dan tingkatan pronasi menentukan ciri-ciri sepatu lari Anda. Sepatu lari pada umumnya diproduksi dalam tiga bentuk yang saling berhubungan dengan tiga jenis telapak kaki seperti pada gambar tes basah. Bentuk sepatu dengan mudah bisa dilihat dengan membalikkannya dan melihat dasarnya. Bentuk-bentuk yang ada sebagai berikut:
• Bentuk lurus (straight shape), baik untuk kaki datar (flat foot) atau mereka yang melakukan pronasi berlebihan (overpronator).
• Bentuk lengkung (curved shape), sesuai untuk kaki lengkung (high-arched foot) atau mereka yang berkecenderungan melakukan pronasi kurang (underpronator).
• Bentuk agak lengkung, cocok untuk kaki normal (normal foot) atau mereka yang berpronasi normal (normal pronator).
Bila Anda bertapak datar dan overpronator, sepatu yang dipilih harus membuat kaki tidak bergulir terlalu jauh ke dalam. Sepatu yang sesuai adalah sepatu kendali gerak (motion-control shoes). Banyak sepatu jenis ini berbentuk lurus yang memberikan topangan maksimum bagi kaki. Ciri lainnya, post atau footbridge yang antipronasi, midsole yang agak keras, dan heel counter yang kuat.
Bagi mereka yang berlengkung kaki tinggi dan underpronate, penyerapan guncangan menjadi berkurang. Sepatu yang empuk adalah solusinya karena membantu kaki dalam bergulir ke arah dalam sehingga menyerap guncangan yang terjadi. Carilah sepatu yang ber-midsole empuk dan berbentuk lengkung (curved shape).
Beruntunglah yang berkaki dan berpronasi normal karena tak perlu mencari sepatu yang khusus. Pusatkan saja perhatian pada ukuran yang pas dan nyaman. Carilah sepatu yang berada di antara tipe-tipe sepatu di atas. Umumnya sepatu jenis ini disebut stability shoes.
Langkah 5: Carilah sepatu di toko khusus bagi pelari. Di beberapa negara maju, toko sepatu khusus sudah biasa. Di Indonesia memang masih jarang. Namun ada beberapa toko sepatu yang bisa membantu dalam memilihkan sepatu yang cocok sesuai dengan anatomi kaki calon pembeli. Mereka juga terbuka untuk konsultasi masalah sepatu dan kaki.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli sepatu:
1. Berbelanjalah pada sore hari (late afternoon) saat kaki memiliki ukuran yang paling besar.
2. Dalam mencoba sepatu, pakailah kaus kaki.
3. Pastikan kedua kaki terukur. Banyak orang yang ukuran kaki kiri dan kanan berbeda. Sepatu harus dipaskan dengan ukuran kaki yang terbesar.
Langkah 6: Pastikan sepatu Anda pas di kaki. Sepatu yang pas akan terasa nyaman tetapi tidak ketat. “Satu hal yang bisa mencelakakan adalah membeli sepatu yang kekecilan,” kata Tom Brunick, direktur testing sepatu atletik toko sepatu Athlete Foot. Sepatu lari yang baik harus setengah atau satu ukuran lebih besar daripada sepatu sehari-hari Anda.
Pedoman berikut mungkin bisa membantu dalam menentukan pas tidaknya sepatu yang Anda pakai:
1. Periksa apakah ada cukup ruangan di atas ujung jari kaki dalam sepatu Anda. Masukkan ibu jari ke dalam ujung sepatu dan harus pas berada di atas jari kaki yang terpanjang.
2. Periksa apakah ada cukup ruang di kiri-kanan kaki Anda. Sepatu tidak boleh ketat, tapi kaki Anda juga tidak boleh terpeleset ke sana-kemari.
3. Tumit Anda harus nyaman berada di bagian belakang sepatu dan tidak boleh tergelincir turun-naik ketika berjalan atau berlari.
4. Sepatu harus memegang kaki dengan aman, tetapi tidak boleh menekan dengan ketat pada daerah kaki mana pun.
Wah sepatu olahraga ku kok sudah jebol? Hmm, mungkin Anda sering
mengalami hal ini. Sepatu olahraga Anda baru dipakai beberapa kali sudah
jebol. Mungkin Anda akan langsung menyalahkan sepatunya, mungkin
kualitas atau desainnya yang mudah rusak. Padahal sepatu olahraga yang
cepat jebol tidak hanya ikarenakan kualitasnya yang jelek, tapi Anda
memang salah dalam memilih sepatu. Tips ini akan mengantarkan Anda
bagaimana memilih sepatu olahraga yang baik dan cocok dengan kondisi
Anda. Ada banyak hal yang mungkin perlu diikuti agar dalam memilih
sepatu olahraga baru Anda tidak hanya terpatok pada kualitas bahan
pembuatannya saja. Memilih sepatu hanya berdasarkan kualitas bahan,
hanya akan menyiksa kaki Anda.
Ketika Anda berencana membeli sepatu untuk lari, Anda harus memilih sepatu olahraga lari. Joe Puleo, penulis Running Anatomy menyatakan bahwa sepatu lari memiliki sol dan kepadatan yang sudah diperhitungkan stabilitas lateralnya, karena pada saat lari, kita tidak bergerak secara lateral. “Anda hanya bergerak maju, dan sepatu untuk lari dibuat untuk menyokong sekaligus memberikan stabilitas saat Anda menggerakkan kaki mengikuti siklus lari.
Untuk memilih sepatu olahraga jalan kaki diperlukan sepatu yang memiliki bagian tumit cukup keras dan ajek, dapat menyokong tumit dengan baik dan tidak terlalu mudah ditekuk. enting juga bahwa sepatu Anda adalah sepatu yang ringan. Sepatu yang erat hanya akan menambah beban gerakan Anda dalam berolahraga.
Dalam ukuran matematis, seorang pelari disarankan untuk mengganti sepatunya setiap sudah pernah dipakai lebih dari 500 km. Jika Anda tak menghitung sudah berapa jauh Anda menggunakan sepatu itu, disarankan untuk mengganti sepatu setiap penggunaannya lebih dari 1 tahun jika jarang digunakan, dan gantilah setiap 6 bulan jika penggunaannya setiap hari demi kesehatan sendi-sendi dan kaki Anda. Sangat disarankan pula untuk rajin mengecek ukuran kaki Anda, karena ukuran kaki cenderung bertambah besar seiring bertambahnya usia. Sepatu olahraga yang setia menemani Anda berolah tubuh, terutama sepatu lari, akan kehilangan keseimbangan dan kemampuannya meredam getaran atau goncangan. Jika nekat terus dipakai hal ini beresiko menyebabkan cedera otot serta rasa sakit pada kaki pasca berolahraga.
Demikian tips mengenai cara memilih sepatu olahraga yang tepat untuk Anda. Anda dapat mencari pakar yang tepat untuk kebutuhan Anda dalam memilih sepatu, mulai dari pengukuran kaki, lengkung kaki, sampai pada pemilihan jenis dan bahan yang tepat untuk olahraga Anda. Semoga bermanfaat!
Sepatu lari yang baik tidak harus mahal, tapi bisa memberi kenyamanan pada kaki dan tidak menimbulkan rasa sakit saat, maupun setelah berlari. Dilansir dari Livestrong, berikut ini tips memilih sepatu lari yang baik:
- Medan Berlari
Sepatu lari harus sesuai dengan medan di mana Anda berlari dan tipe kaki. Sepatu lari yang baik memiliki pola yang lebar di alas dasarnya. Hal ini untuk mencegah selip atau terpeleset saat melewati medan sulit. Sementara sepatu untuk balap lari didesain lebih ringan dari sepatu lari pada umumnya. Sepatu balap biasanya juga dilengkapi shock absorption yang meminimalisir terjadinya tekanan berlebihan pada kaki. Sepatu lari yang baik juga menyisakan ruang jarak kosong sekitar satu inci antara ibu jari dan ujung sepatu. - Waktu Tepat Membeli Sepatu
Sore atau malam hari menjadi waktu yang tepat untuk memilih sepatu lari. Karena pada waktu-waktu tersebut, ukuran kaki menjadi lebih besar. Setelah seharian digunakan untuk beraktifitas, kaki terkadang menjadi sedikit bengkak. Hal ini untuk mengantisipasi agar kaki tidak terasa sakit saat ukurannya membesar saat berlari. Kenakan kaus kaki tebal saat mencoba sepatu dan coba kenyamanan nya dengan berkeliling atau berjalan-jalan sebentar di sekitar toko. - Tali Sepatu
Tali sepatu harus diikat dengan simpul kuat yang tidak mudah terlepas. Tapi usahakan ikatannya tidak terlalu kencang atau ketat hingga membuat kaki terasa sempit. Hal ini bisa mengacaukan keseimbangan dan stabilitas kaki maupun tubuh. - Saat Mengganti Sepatu
Jika sepatu rutin digunakan setiap hari, sebaiknya ganti setelah pemakaian 400 mil, atau sekitar lima bulan sekali. Jika sol sepatu sudah menipis, pecah di bagian tengah sol dan ujung atau belakang sepatu sudah robek itu tandanya sepatu Anda sudah harus diganti. Sepatu lari yang rusak tidak bisa menopang tubuh dan kaki dengan sempurna lagi.
Lari itu olahraga yang tertua, termurah, dan paling sederhana. Tidak seperti olahraga golf yang harus memerlukan bola dan tongkat pemukul, atau sepakbola yang harus mengumpulkan orang lebih dari sepuluh serta memerlukan bola dan gawang. Lari hanya bermodalkan sepatu, kendati ada yang cekeran saja. Tempat pun tak menjadi masalah, bisa di sela-sela rindangnya hutan sekitar taman kota atau di halaman rumah.
Akan tetapi, setiap mengayunkan kaki dan tumit menjejak tanah, beban yang harus disangga tumit berkisar 3 – 5 kali berat badan Anda. Itu kalau berat badan Anda normal, kalau overweight beban tumit tentu semakin berat. Selain berat badan, kerasnya benturan yang dialami tumit sangat dipengaruhi oleh kualitas sepatu dan jenis permukaan tanah yang diinjak. Untuk menghindari cedera akibat lari, disarankan berlari di atas rumput, bata tumbuk (gravel), atau tanah berpasir.
Dalam hal memilih sepatu, banyak pertimbangan yang harus Anda ambil. Terlebih saat ini hampir semua pabrik sepatu mengklaim produk-produknya sebagai produk high-tech. Beberapa saran berikut mungkin bisa membantu dalam memperoleh sepatu yang sesuai dengan karakter kaki.
Langkah 1: Belilah sepatu yang benar-benar bagus kualitasnya. Ini sangat penting terutama utk yg br mulai latihan lari untuk memberikan kenyamanan terhadap guncangan, pengendalian gerakan, kelenturan, dan ketahanan. Memang, Anda mungkin hanya akan berlari beberapa kilometer. Untuk itu, dalam benak Anda berpikir, mengapa tidak pakai sepatu yang sudah ada, seperti sepatu tenis atau sepatu karet lainnya?
Sikap permisif seperti itu hanya menguntungkan untuk jangka pendek. Selain itu, sikap awal dalam bertindak sangat menentukan langkah di kemudian hari. Seandainya Anda mendapat cedera dalam latihan awal tersebut, siapa yang rugi? Pada gerakan awal, kaki masih labil sehingga perlindungan yang ekstra hati-hati merupakan solusi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perlu pula diingat, sepatu lari yang bagus mutunya akan awet dipakai sampai jarak sejauh 650 – 800 km. Sebuah investasi jangka panjang yang sebanding dengan harga yang mesti dikeluarkan.
Langkah 2: Pahamilah apa itu pronasi. Lari merupakan proses biomekanik yang rumit. Secara umum, ketika berlari, bagian kaki yang pertama kali menghantam tanah adalah sisi luar tumit. Kemudian kaki bergulir ke bawah dan sedikit ke dalam ketika bertemu dengan tanah. Selanjutnya tumit meninggalkan tanah dan diikuti dengan dorongan yang diberikan tubuh pada bola-bola depan kaki untuk tinggal landas dan bergerak maju.
Yang dimaksud dengan pronasi adalah rotasi kaki ke arah dalam ketika mendarat di tanah. Proses pronasi ini alamiah dan normal pada setiap orang, dan sangat membantu kaki dalam menyerap dampak guncangan.
Tes basah.
Basahi kaki dan buatlah jejak pada permukaan kering yang datar.
• Kiri: kaki datar, Anda cenderung overpronate.
• Tengah: kaki normal, pronasi Anda normal.
• Kanan: Kaki berlengkung tinggi, Anda cenderung underpronate.
Namun, tingkat pronasi pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang melakukannya secara berlebihan (overpronate), dalam hal ini kaki pelari bergulir terlalu jauh ke dalam. Ada juga yang pronasinya kurang (underpronate); kaki hanya bergulir sedikit ke dalam setelah kontak dengan tanah. Overpronate banyak dijumpai pada beberapa pelari dan bisa menimbulkan cedera, khususnya di tungkai bawah dan lutut. Underpronate pun bisa menyebabkan cedera karena kurang baiknya dalam penyerapan guncangan.
Langkah 3: Kenalilah jenis kaki Anda. Dengan memeriksa ketinggian lengkungan (arch) kaki, bisa ditentukan dalam golongan manakah pronasi Anda. Bila kaki ceper, berkecenderungan untuk overpronate. Kaki yang berlengkung tinggi, sangat mungkin untuk melakukan pronasi yang kurang (underpronate). Bagi yang memiliki lengkung normal, pronasi yang dilakukan sudah tepat dan betul. Menurut penelitian John W. Pagliano, D.P.M., ahli kaki di Long Beach, Kalifornia, 50% pelari mempunyai lengkung kaki normal, 25% berlengkung tinggi, dan sisanya berlengkung rendah.
Untuk mengetahui ketinggian lengkung kaki, lakukan “tes basah” (wet test). Basahi telapak kaki dan buatlah jejak pada permukaan yang rata dan kering.
Langkah 4: Belilah sepatu yang sesuai. Jenis kaki dan tingkatan pronasi menentukan ciri-ciri sepatu lari Anda. Sepatu lari pada umumnya diproduksi dalam tiga bentuk yang saling berhubungan dengan tiga jenis telapak kaki seperti pada gambar tes basah. Bentuk sepatu dengan mudah bisa dilihat dengan membalikkannya dan melihat dasarnya. Bentuk-bentuk yang ada sebagai berikut:
• Bentuk lurus (straight shape), baik untuk kaki datar (flat foot) atau mereka yang melakukan pronasi berlebihan (overpronator).
• Bentuk lengkung (curved shape), sesuai untuk kaki lengkung (high-arched foot) atau mereka yang berkecenderungan melakukan pronasi kurang (underpronator).
• Bentuk agak lengkung, cocok untuk kaki normal (normal foot) atau mereka yang berpronasi normal (normal pronator).
Bila Anda bertapak datar dan overpronator, sepatu yang dipilih harus membuat kaki tidak bergulir terlalu jauh ke dalam. Sepatu yang sesuai adalah sepatu kendali gerak (motion-control shoes). Banyak sepatu jenis ini berbentuk lurus yang memberikan topangan maksimum bagi kaki. Ciri lainnya, post atau footbridge yang antipronasi, midsole yang agak keras, dan heel counter yang kuat.
Bagi mereka yang berlengkung kaki tinggi dan underpronate, penyerapan guncangan menjadi berkurang. Sepatu yang empuk adalah solusinya karena membantu kaki dalam bergulir ke arah dalam sehingga menyerap guncangan yang terjadi. Carilah sepatu yang ber-midsole empuk dan berbentuk lengkung (curved shape).
Beruntunglah yang berkaki dan berpronasi normal karena tak perlu mencari sepatu yang khusus. Pusatkan saja perhatian pada ukuran yang pas dan nyaman. Carilah sepatu yang berada di antara tipe-tipe sepatu di atas. Umumnya sepatu jenis ini disebut stability shoes.
Langkah 5: Carilah sepatu di toko khusus bagi pelari. Di beberapa negara maju, toko sepatu khusus sudah biasa. Di Indonesia memang masih jarang. Namun ada beberapa toko sepatu yang bisa membantu dalam memilihkan sepatu yang cocok sesuai dengan anatomi kaki calon pembeli. Mereka juga terbuka untuk konsultasi masalah sepatu dan kaki.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli sepatu:
1. Berbelanjalah pada sore hari (late afternoon) saat kaki memiliki ukuran yang paling besar.
2. Dalam mencoba sepatu, pakailah kaus kaki.
3. Pastikan kedua kaki terukur. Banyak orang yang ukuran kaki kiri dan kanan berbeda. Sepatu harus dipaskan dengan ukuran kaki yang terbesar.
Langkah 6: Pastikan sepatu Anda pas di kaki. Sepatu yang pas akan terasa nyaman tetapi tidak ketat. “Satu hal yang bisa mencelakakan adalah membeli sepatu yang kekecilan,” kata Tom Brunick, direktur testing sepatu atletik toko sepatu Athlete Foot. Sepatu lari yang baik harus setengah atau satu ukuran lebih besar daripada sepatu sehari-hari Anda.
Pedoman berikut mungkin bisa membantu dalam menentukan pas tidaknya sepatu yang Anda pakai:
1. Periksa apakah ada cukup ruangan di atas ujung jari kaki dalam sepatu Anda. Masukkan ibu jari ke dalam ujung sepatu dan harus pas berada di atas jari kaki yang terpanjang.
2. Periksa apakah ada cukup ruang di kiri-kanan kaki Anda. Sepatu tidak boleh ketat, tapi kaki Anda juga tidak boleh terpeleset ke sana-kemari.
3. Tumit Anda harus nyaman berada di bagian belakang sepatu dan tidak boleh tergelincir turun-naik ketika berjalan atau berlari.
4. Sepatu harus memegang kaki dengan aman, tetapi tidak boleh menekan dengan ketat pada daerah kaki mana pun.
Tips Memilih Sepatu Olahraga
Tips Bagaimana Memilih Sepatu Olahraga
Kesalahan yang sering Anda lakukan ketika memilih sepatu olahragaBeli Sepatu “Yang Penting Sepatu Olahraga”
“Sepatu olahraga sebelah mana ya?” tanya Anda kepada penjaga mall atau toko sepatu. Setelah ditunjukkan, Anda memilih satu sepatu dan membawanya ke kasir. Padahal Anda seharusnya tanya kepada diri Anda, olahraga apa yang akan Anda lakukan dengan sepatu ini. Sepatu olahraga mempunyai spesifikasi tertentu yang tidak bisa dipakai untuk semua jenis olahraga. kalau Anda akan berolahraga jogging ya belilah sepatu olahraga yang bisa dipakai untuk jogging.Ketika Anda berencana membeli sepatu untuk lari, Anda harus memilih sepatu olahraga lari. Joe Puleo, penulis Running Anatomy menyatakan bahwa sepatu lari memiliki sol dan kepadatan yang sudah diperhitungkan stabilitas lateralnya, karena pada saat lari, kita tidak bergerak secara lateral. “Anda hanya bergerak maju, dan sepatu untuk lari dibuat untuk menyokong sekaligus memberikan stabilitas saat Anda menggerakkan kaki mengikuti siklus lari.
Untuk memilih sepatu olahraga jalan kaki diperlukan sepatu yang memiliki bagian tumit cukup keras dan ajek, dapat menyokong tumit dengan baik dan tidak terlalu mudah ditekuk. enting juga bahwa sepatu Anda adalah sepatu yang ringan. Sepatu yang erat hanya akan menambah beban gerakan Anda dalam berolahraga.
Sepatu Olahraga ya Untuk Olahraga
Mungkin karena saking cintanya, sepatu olahraga Anda, dipakai dalam semua kegiatan sehari-hari. Jangan begitu! Sepatu olahraga ya sepatu olah raga digunaan saat berolahraga. Sepatu olahraga akan mudah rusak bila digunakan untuk berdiri terlalu lama. Karena itu pastikan bahwa Anda mempunyai sepatu khusus untuk olahraga. Pisahkan sepatu yang Anda gunakan untuk kegiatan sehari-hari dengan sepatu yang Anda gunakan untuk berolahrga.Jangan Sok Tahu Tentang Sepatu Olahraga
Mencari sumber dan referensi adalah cara paling mudah dalam menentukan sepatu olahraga apa yang akan Anda pakai. Jangan merasa paling tahu akan sepatu yang terbaik untuk Anda. Datangah ke toko dengan ahlinya, bisa kolega, atau konsultan kesehatan Anda. Lebih praktis lagi, carilah toko yang menyediakan pelayanan untuk para pemula dengan barang-barang yang dikhususkan juga. Para penjaga tokonya akan membantu Anda untuk mengukur sepatu, mengevaluasi ukuran lengkung kaki, dan mencatat aktivitas atletis Anda. Dengan begini, Anda akan merasa sepatu yang Anda kenakan amat nyaman dan menyokong aktivitas Anda. Dan begitulah cara terbaik dalam memilih sepatu olahraga yang tepat bagi Anda.Sepatu Olahraga Punya Masa Pakai
Bukan karena terlihat masih bagus Anda mempertahankan sepatu olehraga Anda untuk dipakai. Padahal sepatu yang terlihat masih baru pun bisa jadi sudah habis masa pakainya, atau kehilangan kegunaannya. Manfaat dan kegunaan sepatu olahraga ditentukan oleh kemampuannya untuk menyokong kaki, dan memberikan kenyamanan saat olehraga. Kesalahan terlambat mengganti sepatu bisa berakibat jelek pada tubuh Anda. Persendian, lutut, pinggul, dan punggung akan mudah sakit karena sepatu sudah tidak bisa menyokong kaki Anda.Dalam ukuran matematis, seorang pelari disarankan untuk mengganti sepatunya setiap sudah pernah dipakai lebih dari 500 km. Jika Anda tak menghitung sudah berapa jauh Anda menggunakan sepatu itu, disarankan untuk mengganti sepatu setiap penggunaannya lebih dari 1 tahun jika jarang digunakan, dan gantilah setiap 6 bulan jika penggunaannya setiap hari demi kesehatan sendi-sendi dan kaki Anda. Sangat disarankan pula untuk rajin mengecek ukuran kaki Anda, karena ukuran kaki cenderung bertambah besar seiring bertambahnya usia. Sepatu olahraga yang setia menemani Anda berolah tubuh, terutama sepatu lari, akan kehilangan keseimbangan dan kemampuannya meredam getaran atau goncangan. Jika nekat terus dipakai hal ini beresiko menyebabkan cedera otot serta rasa sakit pada kaki pasca berolahraga.
Demikian tips mengenai cara memilih sepatu olahraga yang tepat untuk Anda. Anda dapat mencari pakar yang tepat untuk kebutuhan Anda dalam memilih sepatu, mulai dari pengukuran kaki, lengkung kaki, sampai pada pemilihan jenis dan bahan yang tepat untuk olahraga Anda. Semoga bermanfaat!